Pengunjung Budiman, selamat datang...

Kajian Belajar, menulis sebatas yang tahu, oleh Amar Lubai

Wednesday, March 28, 2012

TIPS Revisi DIPA 2012


LANGKAH MUDAH PENYUSUNAN REVISI DIPA
BERDASARKAN DRA (BERUPA KURANG ATAU TAMBAH PAGU)
  1. Pastikan pada computer anda telah terinstall aplikasi RKAKL DIPA 2012 update terbaru dan data DIPA kondisi terakhi;
  2. Pastikan juga Anda telah memiliki ADK revisi DIPA berdasarkan DRA;
  3. Jalankan Aplikasi RKAKL DIPA;
  4. Buatlah Histori revisi melalui Menu “Utility” Sub Menu “Buat Histori Revisi” kemudian klik (centang) pada kotak yang menunjukan nomor SP DIPA yang akan direvisi;
  5. Klik Proses, kemudian ‘ok’
  6. Masuklah pada Menu Utiliti, Klik pada sub Menu “Terima data DIPA”. Tentukan folder tempat anda menyimpan ADK berdasarkan DRA dimaksud.,Kemudian centang/klik pada kotak sesuai nama satker anda, Setelah muncul pesan “proses selesai” klik ‘ok’, klik ‘keluar’
  7. Isi Halaman III DIPA (Rencana Penarikan dan Perkiraan Penerimaan) melalui Menu “DIPA”, klik menu “ Data Rencana Penarikan (Hal III)”. Setelah diisi lengkap, pastikan jumlah pada kolom “PAGU dan “Jumlah Rencana” telah sama/sesuai. Perlu diketahui bahwa jika terdapat selisih jumlah pada kedua kolom ini, maka pada pencetakan DIPA akan muncul pesan “Data Salah, Cek lagi’
  8. Isikan Data Pejabat Pengelola pada menu “DIPA’, Sub Menu “Data KPA”. Pilih pada nama satker anda, isikan data nama KPA, Bendahara, dan PP SPM, serta NPWP, kemudian “Simpan”
  9. Isikan nama penandatangan DIPA pada Menu “Referensi” Sub Menu “Penandatangan”, klik “Rekam” kemudian isikan data Penandatangan DIPA, kemudian klik “simpan”. (Nama Kota tidak perlu diisi) --> Catatan : jangan mengklik/centang kotak pada “pejabat DJPB”
  10. Dengan langkah2 tersebut di atas, Anda telah selesai mengisi data DIPA. Langkah terakhir adalah mencetak DIPA, dengan cara sebagai berikut :
  •  Masuk menu “DIPA”, Sub Menu ‘DIPA”. Kemudian berikan tanda centang dengan mengklik pada kotak “SP”, IA,IB,II,II dan IV. Artinya Anda akan mencetak seluruh halaman DIPA.
  • Pada kolom Isian “Kanwil DJPBN”, isi dengan angka ’23’
  • Pada Kolom Isian “Tempat/Tanggal”, isi dengan ‘Makassar’
  • Pada kolom Isian “Pejabat Departemen”, klik tanda maka akan muncul nama pennandatangan, pilih salah satu yang sesuai dengan data yang telah anda isikan pada pada angka 9).
  • Langkah terakhir, klik “cetak”.
Dengan melakukan langkah 1-10, maka anda telah selesai menyusun revisi DIPA berdasarkan DRA.
Keterangan Tambahan : Revisi DIPA diajukan ke Kanwil dalam rangkap 13, minimal 3 rangkap bertandatangan asli, sisanya boleh fotokopi, tetapi tetap berstempel basah.

Monday, March 26, 2012

Sunday, March 25, 2012

Alamat 99

http://www.123muslim.com/islamic-image-galleries/17481-99-name-allah.html

Monday, March 19, 2012

Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah adalah proses mental yang merupakan bagian penutup yang lebih besar masalah proses yang meliputi temuan masalah dan masalah membentuk di mana masalah didefinisikan sebagai keadaan keinginan untuk tercapainya tujuan yang pasti dari kondisi sekarang yang baik tidak langsung bergerak menuju tujuan, jauh dari itu atau membutuhkan lebih kompleks logika untuk menemukan penjelasan yang hilang dari kondisi atau langkah-langkah menuju tujuan [1] . Dianggap paling kompleks dari semua intelektual fungsi, pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai tingkat tinggi kognitif proses yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih rutin atau keterampilan dasar. [2] Pemecahan masalah memiliki dua domain utama: pemecahan masalah matematika dan masalah pribadi pemecahan mana, di kedua, beberapa kesulitan atau kendala yang dihadapi. [3] pemecahan masalah lebih lanjut terjadi ketika bergerak dari keadaan tertentu ke keadaan tujuan yang diinginkan diperlukan baik untuk organisme hidup atau kecerdasan buatan sistem .
 
Sementara pemecahan masalah menyertai awal evolusi manusia dan terutama sejarah matematika, [3] sifat pemecahan masalah manusia proses dan metode telah dipelajari oleh psikolog selama seratus tahun terakhir. Metode belajar pemecahan masalah termasuk introspeksi , behaviorisme , simulasi , pemodelan komputer dan percobaan

Teknik Pemecahan Masalah 

Teknik ini biasa disebut strategi pemecahan masalah.
  • Abstraksi : memecahkan masalah dalam suatu model sistem sebelum menerapkannya pada sistem nyata
  • Analogi : menggunakan solusi yang memecahkan masalah analog
  • Brainstorming : (terutama di kalangan kelompok orang) menunjukkan sejumlah besar solusi atau ide dan menggabungkan dan mengembangkan mereka sampai suatu optimum ditemukan
  • Membagi dan menaklukkan : mogok masalah besar yang kompleks menjadi lebih kecil, masalah dipecahkan
  • Hipotesis pengujian : asumsi penjelasan yang mungkin untuk masalah ini dan mencoba untuk membuktikan (atau, dalam beberapa konteks, membantah) asumsi
  • Berpikir lateral : mendekati solusi tidak langsung dan kreatif
  • Sarana-ujungnya analisis : memilih tindakan pada setiap langkah untuk bergerak lebih dekat ke tujuan
  • Metode objek fokus : sintesis yang tampaknya tidak cocok karakteristik objek yang berbeda menjadi sesuatu yang baru
  • Morfologi analisis : menilai output dan interaksi dari keseluruhan sistem
  • Pengurangan : mengubah masalah ke masalah lain yang ada solusi
  • Penelitian : menggunakan ide-ide yang ada atau menyesuaikan solusi yang ada untuk masalah yang sama
  • Analisis akar penyebab : menghilangkan penyebab masalah
  • Trial-and-error : menguji solusi yang mungkin sampai yang benar ditemukan
  • Bukti : mencoba untuk membuktikan bahwa masalah tidak dapat dipecahkan. Titik dimana bukti gagal akan menjadi titik awal untuk memecahkan masalah tersebut
 Sumber : en.wikipedia.org

Teori kebutuhan

Teori konten mencakup hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow dan teori dua faktor dari Herzberg . Teori Maslow adalah salah satu teori yang paling banyak dibahas motivasi.
 
Motivasi Amerika psikolog Abraham H. Maslow mengembangkan Hirarki kebutuhan konsisten dari lima kelas hierarkis. Ini menunjukkan kompleksitas kebutuhan manusia. Menurut dia, orang termotivasi oleh kebutuhan yang tidak terpuaskan. Kebutuhan tingkat yang lebih rendah seperti kebutuhan fisiologis dan Keselamatan harus dipenuhi sebelum kebutuhan tingkat yang lebih tinggi harus ditangani. Kita dapat berhubungan Maslow Hirarki Kebutuhan teori dengan motivasi karyawan. Misalnya, jika seorang manajer sedang mencoba untuk memotivasi karyawannya dengan memenuhi kebutuhan mereka; menurut Maslow, ia harus berusaha untuk memuaskan kebutuhan tingkat yang lebih rendah sebelum ia mencoba untuk memenuhi kebutuhan tingkat atas atau karyawan tidak akan termotivasi. Juga ia harus ingat bahwa tidak semua orang akan puas dengan kebutuhan yang sama. Manajer yang baik akan mencoba untuk mencari tahu mana tingkat kebutuhan yang aktif untuk individu tertentu atau karyawan. Persyaratan dasar membangun langkah pertama dalam piramida nya. Jika ada defisit di tingkat ini, perilaku seluruh manusia akan berorientasi untuk memenuhi defisit ini. Selanjutnya kita memiliki tingkat kedua, yang terjaga kebutuhan untuk keamanan. Pada dasarnya ini adalah berorientasi pada kebutuhan masa depan untuk keamanan. Setelah mengamankan dua tingkat, motif bergeser di bidang sosial, yang merupakan tahap ketiga. Persyaratan psikologis terdiri dalam tingkat keempat, sedangkan puncak hirarki terdiri dari realisasi diri Jadi teori dapat diringkas sebagai berikut:
  • Manusia memiliki keinginan dan hasrat yang mempengaruhi perilaku mereka. Hanya kebutuhan puas mempengaruhi perilaku, kebutuhan puas tidak.
  • Karena kebutuhan banyak, mereka diatur dalam urutan kepentingan, dari dasar hingga yang kompleks.
  • Kemajuan orang untuk tingkat berikutnya hanya memerlukan setelah kebutuhan tingkat yang lebih rendah setidaknya minimal puas.
  • Semakin jauh kemajuan sampai hirarki, semakin individualitas, kemanusiaan dan psikologis kesehatan seseorang akan menunjukkan.
Kebutuhan, terdaftar dari dasar (paling rendah paling awal) untuk yang paling kompleks (tertinggi terbaru) adalah sebagai berikut:

Motivasi

Motivasi adalah istilah yang mengacu pada proses yang memunculkan, kontrol, dan mempertahankan perilaku tertentu. Misalnya: Seorang individu tidak makan, dia merasa lapar, sebagai respon dia makan dan mengurangi rasa lapar. Motivasi adalah istilah umum untuk sekelompok fenomena yang mempengaruhi sifat dari perilaku individu, yang Strengh dari perilaku, dan kegigihan perilaku. Ada banyak pendekatan untuk motivasi: fisiologis, perilaku, kognitif, dan sosial. Menurut berbagai teori, motivasi mungkin berakar dalam kebutuhan dasar untuk meminimalkan rasa sakit fisik dan memaksimalkan kesenangan, atau mungkin termasuk kebutuhan khusus seperti makan dan. beristirahat, atau benda yang diinginkan, tujuan , keadaan ini, yang ideal , atau mungkin disebabkan oleh kurang jelas alasan seperti altruisme , keegoisan , moralitas , atau menghindari kematian . Secara konseptual, motivasi tidak boleh dikacaukan dengan baik kemauan atau optimisme Motivasi berhubungan dengan, tetapi berbeda dari, emosi .

 Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

Motivasi intrinsik mengacu pada motivasi yang didorong oleh minat atau kesenangan dalam tugas itu sendiri, dan ada dalam diri individu daripada mengandalkan pada setiap tekanan eksternal. Motivasi intrinsik didasarkan pada menyenangi kegiatan bukan bekerja untuk imbalan eksternal. [7] Motivasi intrinsik telah dipelajari oleh sosial dan pendidikan psikolog sejak awal 1970-an. Siswa yang termotivasi secara intrinsik lebih mungkin untuk terlibat dalam tugas sukarela serta bekerja untuk meningkatkan keterampilan mereka, yang akan meningkatkan kemampuan mereka. [8] Mahasiswa cenderung secara intrinsik termotivasi jika mereka:
  • atribut hasil pendidikan mereka dengan faktor-faktor di bawah kendali mereka sendiri, juga dikenal sebagai otonomi,
  • percaya bahwa mereka memiliki keterampilan yang akan memungkinkan mereka untuk menjadi agen efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan (yaitu hasil tidak ditentukan oleh keberuntungan),
  • tertarik dalam menguasai suatu topik, bukan hanya hafalan-belajar untuk mencapai nilai yang baik.
Motivasi ekstrinsik mengacu pada kinerja suatu kegiatan untuk mencapai hasil, yang kemudian bertentangan dengan motivasi intrinsik. motivasi ekstrinsik berasal dari luar individu. Motivasi ekstrinsik umum adalah penghargaan seperti uang dan nilai, pemaksaan dan ancaman hukuman. Kompetisi di ekstrinsik umum karena mendorong pemain untuk menang dan mengalahkan orang lain, bukan untuk menikmati penghargaan intrinsik kegiatan. Kerumunan bersorak pada individu dan piala juga insentif ekstrinsik.
 
Penelitian psikologi sosial telah menunjukkan bahwa imbalan ekstrinsik dapat menyebabkan pembenaran atas dan penurunan berikutnya dalam motivasi intrinsik. Dalam satu studi menunjukkan efek ini, anak-anak yang diharapkan (dan itu) dihargai dengan pita dan bintang emas untuk gambar menggambar menghabiskan lebih sedikit waktu bermain dengan bahan-bahan menggambar dalam pengamatan berikutnya dibandingkan dengan anak yang ditugaskan untuk kondisi hadiah tak terduga. Bagi anak yang tidak menerima imbalan ekstrinsik, Penentuan nasib sendiri teori mengusulkan bahwa motivasi ekstrinsik dapat diinternalisasi oleh individu jika tugas sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinan mereka dan karena itu membantu untuk memenuhi kebutuhan psikologi dasar mereka.

Motivasi intrinsik dan teori dasar keinginan 16

Mulai dari penelitian yang melibatkan lebih dari 6.000 orang, Profesor Steven Reiss telah mengusulkan sebuah teori yang ditemukan 16 keinginan dasar yang memandu hampir semua perilaku manusia. The 16 dasar keinginan yang memotivasi tindakan kita dan menentukan kepribadian kita sebagai:
Dalam model ini, orang-orang berbeda dalam keinginan-keinginan dasar. Keinginan-keinginan ini mewakili keinginan dasar intrinsik yang secara langsung memotivasi perilaku seseorang, dan tidak ditujukan secara tidak langsung memuaskan keinginan lain. Orang juga dapat termotivasi oleh non-dasar keinginan, tetapi dalam kasus ini ini tidak berhubungan dengan motivasi dalam, atau hanya sebagai sarana untuk mencapai keinginan dasar lainnya.

Sumber : en.wikipedia.org 

Penyembuhan Diri

Penyembuhan diri adalah ungkapan diterapkan pada proses pemulihan (umumnya dari gangguan psikologis, trauma, dll), didorong oleh dan diarahkan oleh pasien, sering hanya dipandu oleh insting. Proses semacam itu bertemu keberuntungan campuran karena sifat amatir, meskipun motivasi diri merupakan aset utama. Nilai penyembuhan diri terletak pada kemampuannya untuk disesuaikan dengan pengalaman unik dan persyaratan individu. Proses ini dapat dibantu dan dipercepat dengan teknik introspeksi seperti Meditasi. Penyembuhan diri adalah fase akhir dari Terapi Gestalt .
 
Penyembuhan diri dapat merujuk ke otomatis, proses homeostatis tubuh yang dikendalikan oleh mekanisme fisiologis yang melekat dalam organisme. Ini telah diakui selama ratusan tahun, seperti dalam pengamatan Dalam arti kiasan, penyembuhan diri sifat dapat berasal dari sistem atau proses, yang oleh alam atau desain cenderung untuk memperbaiki gangguan dibawa ke dalamnya. Seperti regenerasi kulit setelah luka atau goresan, atau seluruh anggota badan. Atau (dalam pengertian yang lebih abstrak) pengaturan tulang patah sendiri seseorang, karena sekali diatur, tulang akan tumbuh kembali ke dalam dirinya dan menyembuhkan. Dalam setiap kasus, pihak yang dirugikan (tubuh hidup) perbaikan bagian yang rusak dengan sendirinya.
 
Di luar kapasitas restoratif bawaan dari tubuh fisik, ada banyak faktor alam psikologis yang dapat mempengaruhi penyembuhan diri. Hippocrates Hippocrates , yang dianggap oleh banyak untuk menjadi ayah dari perawatan medis, mengamati: "Dokter harus siap, tidak hanya untuk melakukan tugasnya sendiri, tetapi juga untuk mengamankan kerjasama pasien, dari petugas dan eksternal. " - Hippocrates [Kata-Kata Mutiara, di Hippocrates, trans. WHS Jones (1931), Vol. 4, 99].
 
Penyembuhan diri juga dapat dicapai melalui mekanisme psikologis sengaja diterapkan. Pendekatan ini dapat meningkatkan kondisi psikologis dan fisik seseorang. Penelitian menegaskan bahwa hal ini dapat dicapai melalui mekanisme banyak, termasuk relaksasi, latihan pernapasan, latihan kebugaran, citra, meditasi Meditasi [Review penelitian meditasi: [Murphy, Michael; Donovan, Steven; Taylor, Eugene. Efek Fisik dan Psikologis dari Meditasi: Sebuah Tinjauan Penelitian Kontemporer Dengan Bibliografi Komprehensif,, 1931-1996 Sausalito, CA: Institut Ilmu niskala 1997 /];
 
Varietas mekanisme untuk penyembuhan diri telah diusulkan, termasuk: Penurunan hormon stres yang dapat merusak fungsi fisiologis bila ada stres kronis; Mengurangi ketegangan otot, yang dapat memperburuk atau menghasilkan nyeri pada otot, tendon dan sendi ketika ada otot kronis ketegangan karena stres, tidur lebih baik, yang dapat dicapai melalui relaksasi, yang meningkatkan fisiologis fungsi; Perbaikan ketegangan emosional, depresi, marah dan emosi lain yang dinyatakan dapat mengganggu hubungan sosial dan fungsi di tempat kerja, yang menyebabkan lingkaran setan gejala psikologis meningkat .

Berpikir kreatif

Inovasi dan daya kreativitas tentu saja tak hanya terbentang pada arena product development – sebuah arena dimana inovasi telah menjadi jantung. Daya kreativitas juga mesti melenting dalam sejumlah arena lainnya, mulai dari arena proses penyelesaian pekerjaan, proses pelayanan pelanggan, hingga proses pengembangan SDM. Dengan kata lain, creative thinking skills selayaknya diinjeksikan dalam segenap lini yang melingkupi sebuah organisasi. Sebab sebuah organisasi yang kreatif dalam segenap proses bisnisnya niscaya memiliki sepercik asa untuk terus mengibarkan kejayaannya.

Pertanyaanya : elemen apa yang kemudian mesti dipilin untuk memekarkan creative thinking skills? Dalam sebuah risalah yang bertajuk The Innovator’s DNA (dimuat pada jurnal Harvard Business Review edisi Desember 2009), dipetakan empat elemen kunci yang mesti disandang untuk merekahkan ketajaman membangun creative thikinking skills.

Elemen 1 : Associating. Meng-asosiasikan atau ketrampilan asosiasi adalah sejenis kemampuan untuk mengkoneksikan sejumlah perspektif dari beragam disiplin yang berbeda, guna membangun satu gagasan yang bersifat kreatif. “Creativity is connecting things”, begitu sang dewa inovasi, Steve Jobs pernah berujar.
Asosiasi sejatinya bersandar pada kemampuan untuk menggunakan kekayaan wawasan kita pada satu bidang/disiplin ilmu tertentu, dan kemudian mencoba mengaplikasikannya dalam bidang lain, guna menghasilkan sebuah temuan baru yang inovatif. Disini misalnya kita mengenal bagaiamana teknologi fraktal (yang berbasis pada chaos theory) diaplikasikan dalam pembuatan batik, dan bum…..yang tercipta kemudian adalah kain batik dengan corak yang unik nan spektakuler.

Ketrampilan asosiasi adalah sejenis kemampuan yang terus menggedor kita untuk bisa berpikir lintas didisplin dan lintas bidang. Dan sungguh, lentingan kreativitas hanya akan terekspresi manakala kita memiliki ketajaman untuk membangun asosiasi ini.

Elemen 2 : Questioning. Ribuan tahun silam kita pernah mendengar sang filsuf Plato berdendang : “Kecerdasan seseorang tidak diukur dari seberapa bagus ia memberikan jawaban, namun dari ketrampilannya meracik sebuah pertanyaan”.

Para inovator sejati adalah mereka yang secara konstan selalu mengajukan pertanyaan. Para creative thinkers adalah mereka yang selalu bertanya : why, why not, dan what if? Mereka selalu mendedahkan serangkaian pertanyaan semacam itu untuk mendapatkan clue bagi aneka gagasan baru. Sebab dibalik rentetan pertanyaan yang mengedor itu, niscaya terbentang luas hamparan gagasan kreatif yang menunggu untuk diejawantahkan.

Elemen 3 : Observing. Ah, betapa beragam dan uniknya fenomena yang ada disekeliling kita. Betapa kayanya beragam dimensi kultural dan sosial yang ada di segenap kolong jagat ini. Dan dari kemampuan untuk melakukan observasi inilah, sesungguhnya telah banyak ide kreatif dilahirkan. Bisnis makanan kebab turki baba rafi yang fenomenal itu lahir lantaran hasil observasi pendirinya ketika jalan-jalan ke negara Timur Tengah. Produk kerajinan radio dari kayu yang menembus empat benua itu lahir karena pendirinya bingung melihat begitu banyak kayu sengon yang ada dikampungnya, di Temanggung sana.

Pendeknya, kemahiran melakukan observasi dan ketajaman mencium peluang inovasi dibaliknya, merupakan sejenis gen yang melekat dalam DNA setiap kreator sejati. Jadi, sering-seringlah melakukan proses observasi secara intens atas segenap situasi di sekeliling kita. Lalu, cobalah bangun imajinasi kreatif untuk merekahkan hasil observasi itu dalam serangkaian gagasan nan inovatif.

Elemen 4 : Experimenting. Kita mengenal kisah indah dari Thomas Alva Edison puluhan tahun silam : ia telah melakukan eksperimen sebanyak dua ribu kali sebelum akhirnya menemukan bohlam lampu yang sekarang mungkin nangkring diatas meja kantor Anda.

Para inovator sejati adalah mereka yang tidak takut untuk melakukan dan mencoba hal-hal baru. Dan sungguh, mereka juga tak pernah takluk ketika eksperimen gagasan barunya itu selalu kandas menembus ilalang. Mereka selalu terus mencoba dan mencoba, demi membuktikan bahwa gagasan inovatifnya layak untuk dihamparkan dalam kenyataan.

Demikianlah, empat elemen kunci yang mungkin mesti dirawat dengan sepenuh hati manakala kita hendak melambungkan daya creative thinking skills.

Penentuan tujuan

Penentuan tujuan hanyalah sebuah proses perencanaan yang terorganisir secara pribadi. Ini adalah metode yang dapat diandalkan untuk mengidentifikasi apa yang ingin Anda capai - baik dalam jangka panjang atau jangka pendek dan apakah dalam kehidupan pribadi Anda atau karir profesional Anda. Dan proses menetapkan tujuan memberikan Anda fokus pada pengamatan tajam Anda butuhkan untuk mencapai sukses sejati dan abadi.
 
Jadi, untuk memulai pengaturan tujuan, mungkin langkah pertama yang perlu dilakukan hanya mengambil beberapa waktu untuk memutuskan apa arah yang Anda ingin hidup Anda ambil. Dari sana, penetapan tujuan membuat Anda tetap fokus pada arah yang Anda pilih dan dapat bertindak sebagai titik referensi setiap kali Anda merasa Anda telah tersesat dari jalan Anda ditentukan. Dalam kapasitas ini, penetapan tujuan menawarkan manfaat lain, yaitu untuk membantu Anda lebih akurat mengidentifikasi gangguan yang jalan blok di jalan Anda menuju sukses dan kebahagiaan.
 
Mungkin salah satu dampak yang paling cepat dari penetapan tujuan adalah kepuasan yang Anda rasakan ketika Anda menetapkan tujuan, tetap berpegang pada rencana, dan mencapainya. Anda harus mencapai tujuan hanya sekali untuk mengetahui bahwa pemenuhan dan kesenangan Anda berasal dari mencapai tujuan Anda adalah katalis yang kuat untuk kembali ke, dan mengandalkan, kuat penetapan tujuan teknik dan metode lagi dan lagi.
 
Dan, setelah Anda mulai menetapkan tujuan dan bertemu mereka, Anda akan segera melihat hasilnya dalam tingkat kepercayaan diri Anda, yang akan memiliki dampak positif pada setiap bidang kehidupan Anda. Dalam bekerja untuk mencapai tujuan Anda, Anda juga akan segera memiliki pemahaman yang lebih baik dari kekuatan Anda, sekaligus mengembangkan rasa kuat dari prestasi, salah satu yang tumbuh dengan setiap gol tunggal dicapai. Sekarang, bicara tentang besar kembali atas investasi Anda!
 
Untuk secara efektif menetapkan tujuan, Anda harus terlebih dahulu memahami bahwa proses sebenarnya terjadi pada berbagai tingkat. Yang terbaik adalah mulai dengan gambaran yang lebih besar di sini, atau Anda seumur hidup gol. Tujuan ini kemudian dipecah menjadi tujuan yang lebih kecil, yang, tentu saja, merupakan hari-hari Anda tujuan (dan bertindak sebagai batu loncatan di jalan untuk seumur hidup pencapaian tujuan, atau sukses). Tujuan ini lebih kecil seringkali dapat dibagi lebih jauh untuk menyediakan anda dengan semua langkah yang perlu Anda ambil untuk mencapai tujuan Anda - baik segera dan dalam waktu.
 
Setelah Anda memulai proses ini (dan menaatinya) itu tidak akan lama bagi Anda untuk melihat hasilnya, yang mencakup kemampuan untuk memecah bahkan tujuan hidup yang paling kompleks menjadi batu loncatan yang Anda dapat mengatasi setiap hari, sampai Anda mencapai gambaran yang lebih besar, atau telah mencapai tujuan hidup Anda.
 
Dan, begitu Anda telah mengatur, tujuan besar seumur hidup, Anda mungkin menemukan bahwa proses menjadi lebih mudah (dan lebih bermanfaat) jika Anda memecah tujuan ke dalam kategori tertentu. Misalnya, Anda mungkin ingin mengambil selembar kertas dan menulis di atasnya berbagai kolom dengan header seperti karir, keuangan keluarga, dan. Kemudian, luangkan waktu sebentar untuk mengatur tujuan hidup Anda sesuai.
 
Untungnya, ada banyak informasi dan array penuh sumber daya yang dapat Anda andalkan saat Anda bekerja untuk mengatur dan mencapai tujuan Anda, termasuk tips, teknik dan metode yang digunakan oleh beberapa orang paling sukses di dunia yang, seperti Anda, dimulai dengan mendapatkan beberapa informasi yang berguna dan kemudian bergerak maju dengan daftar yang membantu mendorong mereka untuk tingkat tinggi kesuksesan dan kebahagiaan.
 
Sama seperti Anda bisa, orang-orang ini hanya memutuskan apa yang ingin mereka capai dan meluangkan waktu untuk memulai proses dengan menetapkan tujuan yang diperlukan untuk mencapai rencana mereka secara keseluruhan - sebuah proses yang telah menciptakan beberapa orang paling sukses di dunia bisnis, yang paling terkenal atlet dan tokoh masyarakat yang paling dikenal.

Manajemen Waktu

Pada dasarnya setiap orang memiliki modal waktu yang sama, 24 jam dalam sehari. Tapi mengapa ada sebagian orang yang dengan aktifitasnya mengaku “sibuk”, padahal jadwal kegiatannya “tak sesibuk” orang lain yang jauh lebih padat dan powerfull. 

Kondisi itulah yang menunjukan bahwa adanya manajemen waktu sangatlah penting dalam pencapaian sebuah keberhasilan. Sebab dengan manajemen waktu yang baik, seluruh kegiatan dapat terjadwal rapi dan semuanya terselesaikan. Langkah apa sajakah yang perlu dilakukan dalam mengatur waktu yang baik dan efektif? Mari kita bahas bersama tips-tips manajemen waktu yang bisa Anda terapkan setiap harinya.

  1. Mulailah dengan membuat skala prioritas. Ketika tugas atau pekerjaan kita menumpuk, waktu 24 jam per hari rasanya tidak cukup untuk menyelesaikan semua tugas tersebut. Untuk itu buatlah skala prioritas pekerjaan manakah yang paling penting dan harus segera diselesaikan, serta pekerjaan manakah yang bisa dikerjakan belakangan. Dengan begitu semua target Anda dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
  2. Belajar disiplin dan tidak menunda pekerjaan. Membiasakan diri untuk disiplin dalam mengerjakan semua pekerjaan, mendorong kita untuk segera menyelesaikannya langsung tanpa harus menunda-nunda. Sebab semakin lama kita menunda sebuah pekerjaan, maka semakin besar pula rasa malas yang kita bangun. Hal inilah yang membuat pekerjaan kita hanya akan menumpuk, tanpa ada yang terselesaikan dengan tuntas. Karena itu membangun disiplin diri menjadi langkah awal bagi Anda untuk bisa sukses menjalankan manajemen waktu yang sudah direncanakan.
  3. Buatlah jadwal sebagai alat bantu manajemen waktu. Salah satu alat bantu yang dapat mengingatkan Anda dengan segala pekerjaan yang harus diselesaikan yaitu jadwal kegiatan Anda. Usahakan Anda memiliki jadwal rencana kegiatan harian, dan pastikan Anda mencantumkan pekerjaan apa saja yang harus Anda selesaikan pada hari itu. Jadi, Anda mengingat setiap pekerjaan yang harus segera diselesaikan dan dapat mengatur waktunya dengan baik.
  4. Upayakan selalu fokus dan tuntaskan setiap pekerjaan Anda. Mengerjakan lebih dari satu tugas dalam waktu yang bersamaan tentunya tidak akan menghasilkan output yang optimal. Lebih baik kita fokus untuk menuntaskan satu tugas terlebih dahulu, baru selanjutnya kita mengerjakan tugas berikutnya. Cara ini sangat membantu Anda untuk bekerja secara efektif, sehingga semua tujuan Anda dapat tercapai sesuai dengan target waktunya.
  5. Hargailah setiap waktu yang Anda habiskan. Manfaatkan setiap waktu yang Anda habiskan sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya saja saat jam kerja, maka gunakan tenaga dan pikiran Anda untuk fokus menyelesaikan pekerjaan dan tugas Anda. Begitu juga pada saat jam istirahat, hargai serta manfaatkanlah untuk refresing dan sejenak mengistirahatkan pikiran Anda. Sehingga pada saat masuk jam kerja, pikiran dan tenaga Anda siap digunakan untuk bekerja kembali secara optimal. Dengan menghargai waktu yang Anda miliki sesuai dengan porsinya, maka setiap jam yang Anda lewati akan memberikan manfaat bagi Anda.

Faktor Sukses


Kalau melihat pengalaman banyak orang dan juga  teori-teori yang ada, ternyata keberadaan bakat, kecerdasan, kepribadian, dan lain-lain itu perananya masih pada tingkat permukaan dari yang kita butuhkan untuk menjadi sosok yang kita inginkan. Karena itu, tidak semua orang yang merasa punya bakat di seni akan menjadi seniman handal. Tidak semua orang yang merasa dirinya ekstrovert itu menjadi network builder yang handal.

Untuk menjadi sosok yang handal seperti yang kita bayangkan itu dibutuhkan, apa yang oleh para pakar kepribadian, disebut dengan “success factors” (faktor sukses yang paling menentukan). Faktor sukses ini, adilnya Tuhan, dimiliki oleh semua orang dan semua orang sudah tahu tentang hal ini. Yang membedakan orang adalah kemampuannya untuk menjalankan. Dari sejarah para nabi, para pemimpin, atau siapa saja yang berprestasi di bidangnya, ada sejumlah faktor sukses yang mutlak dimiliki. Sejumlah faktor sukses itu antara lain:

Pertama, memiliki sasaran yang jelas. Kita mungkin menyebutnya dengan istilah visi, tujuan, objektif, cita-cita, obsesi, atau whatever yang kita mau. Yang jelas, maksud dari sasaran di sini adalah bayangan batin tentang sosok yang kita inginkan dari diri kita sejelas mungkin. Ini misalnya saja anda ingin menjadi penulis, dokter, manajer, direktor, psikolog, dan lain-lain.

Kedua, komitmen yang kuat, kemauan yang keras, dorongan yang kuat, kesungguhan, atau apapun namanya yang maknanya sama. Dimanapun kita menjumpai ada orang yang punya prestasi bagus, mau itu nabi atau orang biasa, pasti memiliki ini. Mau kita punya bakat apapun, kecerdasan apapun, tapi kalau komitmen ini hilang, hilang juga bakat dan kecerdasan kita.

Ketiga, kelayakan untuk dipercaya oleh orang lain. Ini bisa berbentuk ketaatan moral atau skill yang kita miliki. Dimanapun kita menjumpai ada orang yang punya prestasi bagus pasti punya sifat-sifat atau kemampuan yang layak dipercaya oleh orang lain. Orang percaya sama kita itu kalau tidak karena moral ya karena skill.

Keempat, kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Ini mencakup antara lain: kemampuan membuka hubungan baru, kemampuan mempertahankan hubungan yang sudah ada, dan kemampuan mengatasi konflik atau persoalan secara positif. Dimanapun kita menjumpai orang yang berprestasi bagus di bidangnya pasti memiliki ini. Bahkan ada beberapa pengusaha yang saya kenal sampai bisa mempertahankan hubungan sampai ke anak-anaknya.

Kelima, kemampuan untuk terus belajar (learning ability). Belajar di sini maksudnya adalah mengubah prilaku ke arah yang lebih baik berdasarkan praktek sehari-hari. Entah itu melalui buku, melalui pengalaman, melalui teori, melalui orang langsung atau apapun. Stephen Covey menyebutnya dengan istilah mengasah gergaji (sharpening the saw). Dimanapun kita melihat orang yang canggih pasti punya ini. Mereka belajar dari masalah atau belajar dari caranya dalam merealisasikan mimpi-mimpinya.  Semoga bermanfaat.
 

Mensikapi Teori

Pertama, potensi manusia itu tak terbatas. Potensi di sini makudnya adalah berbagai kapasitas di dalam diri kita yang masih berbentuk bahan baku. Karena itu, kata Prof. Howard Gardner, istilah-istilah yang ia kemukakan dalam teorinya tentang kecerdasan itu bukanlah domain bawaan yang sudah baku dan begitu adanya, melainkan sebuah “new construct”. Artinya, orang akan memiliki kecerdasan Intrapersonal apabila potensi yang dikembangan selama ini lebih banyak mengarah pada terbentuknya kecerdasan ini. Kecerdasan Intrapersonal yang ia miliki adalah bentukan baru (new construct) dari diri orang itu.

Kedua, kemampuan dasar manusia itu punya sifat fleksibel, dalam arti bisa diterapkan ke berbagai pekerjaan atau profesi apapun. Dari penjelasan para ahli dapat kita simpulkan bahwa yang mereka katakan tentang bakat, kecerdasan, kepribadian, dan lain-lain, itu sebagian besarnya tidak terkait dengan pekerjaan, profesi atau sebutan tertentu, melainkan lebih terkait dengan peranan yang bisa kita lakukan.

Mengacu pada pendapat ini berarti di semua pekerjaan atau profesi atau jabatan yang ditugaskan ke kita, pada dasarnya masih tetap ada peranan-peranan tertentu yang match dengan bakat, kecerdasan, atau kepribadian kita. Salah seorang kenalan saya tidak bisa berartikulasi secara verbal layaknya seorang network  builder yang kita bayangkan. Tetapi prakteknya tidak begitu.

Ketiga, Acuan untuk mengembangkan-diri. Pada prakteknya memang yang akan terjadi adalah, ada peranan tertentu yang kita mainkan dengan bagus dan ada yang kurang atau belum bagus. Yang pertama kita sebut keunggulan dan yang kedua kita sebut kelemahan. Ini perlu kita akui secara fair. Memang tidak ada manusia yang sempurna di segala bidang.

Nah, teori-teori yang sudah diungkap para ahli dengan susah payah itu akan lebih bagus kalau kita jadikan acuan untuk mengembangkan diri berdasarkan perkembangan keadaan kita. Misalnya untuk keperluan melanjutkan kuliah, melakukan otodidak keahlian, dan lain-lain.
Keempat, skala kompetensi. Ada skala kompetensi tertentu yang sering kita asumsikan sebagai bakat bawaan atau kecerdasan bawaan, padahal itu bukan. Contoh yang paling tepat di sini adalah entrepreneurship (kewirausahaan). Banyak yang mengasumsikan dirinya berbakat untuk menjadi pengusaha atau sebaliknya.

Padahal kalau kita lihat di teorinya dan di prakteknya, entrepreneurship itu skala kompetensi yang paling tinggi. Siapapun bisa menjadi entrepreneur asalkan yang bersangkutan mengasah sifat, skill, atau kebiasaan-kebiasaan yang dibutuhkan untuk menjadi entrepreneur. Ini misalnya saja kemampuan mengkalkulasi peluang dan ancaman, keuntungan dan kerugian, efektivitas dan efisiensi, pendelegasian, menciptakan gagasan yang layak jual, dan seterusnya.  Soal bidangnya apa, cara kerjanya bagaimana, tekniknya seperti apa, ini soal lain.

Kelima, jangan menyimpulkan diri sendiri dengan batasan-batasan yang makin membatasi (fixed ability). Ini yang disarankan oleh seorang pakar Psikologi dari Yale University, Stenberg. Kemampuan yang kita miliki itu pada dasarnya, menurut dia, adalah developing ability. Berkembang di sini maksudnya adalah terus meningkat atau terus meluas berdasarkan usaha-usaha yang kita lakukan.

Teori Pengembangan Diri

Teori bakat (talent theory), dikatakan bahwa seseorang itu ada yang diberi bakat bawaan berupa kemampuan praktek atau teknik. Pertanyaannya adalah, apakah orang yang mengidentifikasi dirinya memiliki bakat di sini berarti tidak berbakat pada kemampuan-kemampuan yang sifatnya “intelektual” atau “analitis”?

Teori kepribadian (personality theory), dikatakan bahwa ada seseorang yang punya model kepribadian, katakanlah misalnya, introvert. Pertanyaannya adalah, apakah orang yang mengidentifikasi dirinya punya model kepribadian di sini berarti tidak memiliki model kepribadian ekstrovert?

Teori kecerdasan (intelligence theory), dikatakan di sana bahwa ada seseorang yang punya kecerdasan intrapersonal (kemampuan menjalin hubungan ke dalam). Pertanyaannya adalah, apakah orang yang mengidentifikasi dirinya memiliki kecerdasan di sini berarti tidak memiliki kecerdasan di bidang lain, misalnya katakanlah, kecerdasan interpersonal?

Teori worktypes, Jean M. Kummerow, dkk., berjudul Work Types (1997), dikatakan enam belas tipe pekerja. Salah satu yang bisa dicontohkan di sini misalnya dikatakan ada orang yang bertipe ESTP. Orang yang bertipe ini ciri-cirinya antara lain: action-oriented, pragmatic, outgoing, and realistic. Pertanyaannya adalah, apakah orang yang mengidentifikasi dirinya memiliki tipe ESTP ini berarti bukan orang yang INFP? Ciri-ciri INFP itu antara lain: focus deeply on their value, and devote their lives to pursuing the ideal.

Saturday, March 17, 2012

Propesional

Profesionalisme (profésionalisme) ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya ter­dapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Profesionalisme berasal daripada profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional (Longman, 1987).

Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Kualiti profesionalisme didokong oleh ciri-ciri sebagai berikut.

1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal.
Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya kepada sesorang yang dipandang memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan “piawai ideal” ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna dan dijadikan sebagai rujukan.

2. Meningkatkan dan memelihara imej profesion
Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku profesional. Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya penampilan, cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup harian, hubungan dengan individu lainnya.

3. Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan meperbaiki kualiti pengetahuan dan keterampiannya.

4. Mengejar kualiti dan cita-cita dalam profesion
Profesionalisme ditandai dengan kualiti darjat rasa bangga akan profesion yang dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga dan percaya diri akan profesionnya.


Integritas

Integritas adalah berpikir, berkata, berprilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip prinsip moral.

Integritas berasal dari bahasa inggris " Integrity" artinya :
1. integritas
2. keutuhan
3. kejujuran
4. ketulusan
5. ketulusan hati
6. keadaan lengkap
7. bobot

Friday, March 16, 2012

Kecerdasan Majemuk

Kecerdasan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan sukses gagalnya peserta didik belajar di sekolah. Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan rendah atau di bawah normal sukar diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan sukses belajar di sekolah.

Berbagi ilmu dari Profesor Gardner yang telah menemukan teori kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligences, bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Teori ini juga menekankan pentingnya “model” atau teladan yang sudah berhasil mengembangkan salah satu kecerdasan hingga puncak.
Dalam buku konsep dan makna pembelajaran (Sagala, 2005 : 84) memaparkan 8 kecerdasan yaitu kecerdasan verbal/bahasa, kecerdasan logika/matematika, kecerdasan spasial/visual, kecerdasan tubuh/kinestetik, kecerdasan musical/ritmik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan spiritual.

1. Kecerdasan Verbal (Bahasa/Linguistik)

Bentuk kecerdasan ini dinampakkan oleh kepekaan akan makna dan urutan kata serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks. Tokoh-tokoh yang terkenal antara lain : William Shakespeare, Martin Luther King Jr, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq Ismail, Hilman “Lupus” Hariwijaya.

Lazim Dijumpai Pada
• Novelis
• Penyair
• Penulis iklan
• Penulis naskah
• Orator
• Pemimpin politik
• Editor
• Jurnalis
• Penulis pidato

Ciri Yang Menonjol
• Sensitif terhadap pola
• Teratur, sistematis
• Mampu beragumentasi
• Suka mendengarkan, membaca, dan menulis
• Suka drama, puisi, buku
• Mengeja dengan mudah
• Suka permainan kata
• Punya ingatan tajam pada hal-hal sepele
• Mempunyai kosa kata yang kaya
• Pembicara publik, tukang debat andal, fasih dan ekspresif.

Cara Mudah Dalam Belajar
• Bercerita
• Permainan ingatan nama atau tempat
• Permainan kosa kata
• Menggunakan tulisan jurnal
• Wawancara
• Mengerjakan teka-teki
• Permainan mengeja
• Buat, edit majalah kelas
• Debat
• Diskusi
• MS Word

2. Kecerdasan Logika/Matematika

Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik, dan bisa melihatnya dalam diri ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan tentu saja ahli matematika. Tokoh-tokoh yang terkenal antara lain : Madame Currie, Blaise Pascal, B.J. Habibie.

Lazim Dijumpai Pada
• Ahli matematika
• Ilmuwan
• Sarjana
• Pemburu binatang
• Penyelidik polisi
• Pengacara
• Akuntan

Ciri Yang Menonjol
• Suka berpikir abstrak, penjelasan logis, mengerjakan teka-teki, berhitung, komputer
• Suka pada ketepatan, teratur, langkah demi langkah
• Menggunakan struktur logis
• Sangat suka memecahkan masalah
• Sangat suka bereksperimen secara logis
• Suka mencatat secara teratur
• Mencatat sesuatu dengan teratur
• Mencari pola dari segala sesuatu

Cara Mudah Dalam Belajar
• Rangsang dengan kegiatan pemecahan masalah
• Permainan berhitung/komputer
• Analisa dan tafsirkan data
• Gunakan logika
• Beri eksperimen praktis
• Gunakan prediksi
• Padukan organisasi, matematika dan pelajaran lain
• Memiliki tempat untuk menghimpun semua hal
• Biarkan segala sesuatu diselesaikan secara bertahap
• Biarkan segala sesuatu diselesaikan secara bertahap
• Gunakan berpikir deduktif
• Gunakan kompouter

3. Kecerdasan Spasial/Visual

Bentuk kecerdasan ini umumnya terampil menghasilkan imaji mental dan menciptakan representasi grafis, mereka sanggup berpikir tiga dimensi, mampu mencipta ulang dunia visual.
Tokoh yang terkenal antara lain : Picasso, Walt Disney, Garin Nugroho.

Lazim Dijumpai Pada
• Arsitek
• Pelukis
• Pemahat
• Navigator
• Pemain catur
• Ahli fisika
• Ahli strategi perang

Ciri Yang Menonjol
• Berpikir dengan gambar
• Menggunakan citra mental
• Menggunakan metafora
• Indra konfigurasi kuat
• Suka seni, menggambar, memahat
• Mudah baca grafik, peta, diagram arah
• Mengingat berdasarkan gambar
• Memiliki indra warna hebat
• Menggunakan semua indra untuk imajinasi
• Senang mengamati
• Kecerdasan visual-spasial tidak selalu muncul bersamaan

Cara Mudah Dalam Belajar
• Gunakan gambar, diagram, peta, warna, grafik komputer
• Buat coretan simbol
• Padukan seni dengan mata pelajaran lain
• Gunakan peta belajar atau mind map
• Lakukan visualisasi
• Nonton atau buat video
• Gunakan ekspresi wajah
• Pindah ruangan untuk mendapat perspektif yang berbeda
• Buat pengelompokkan

4. Kecerdasan Tubuh/Kinestetik

Bentuk kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas2 seperti menari, melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama. Tokoh-tokoh yang terkenal antara lain : Michael Jordan, Martha Graham (penari balet), Susi Susanti.

Lazim Dijumpai Pada
• Penari
• Aktor
• Atlet, juara olah raga
• Penemu
• Ahli mimik/ekspresi
• Ahli bedah
• Karateka
• Pembalap
• Pekerja luar
• Montir

Ciri Yang Menonjol
• Memiliki daya kontrol yang baik terhadap tubuh dan obyek
• “Timing” bagus
• respons/refleks terlatih terutama terhadap lingkungan fisik
• belajar paling efektif dengan melibatkan diri dengan kelompok
• Suka melakukan olahraga fisik, bermain
• Tampil bekerja dengan tangan
• Suka menggunakan manipulasi
• Gampang mengingat apa yang dilakukan
• Bermain dengan obyek
• Resah jika diam/pasif
• Berpikir mekanis

Cara Mudah Dalam Belajar
• Gunakan latihan fisik
• Gunakan tarian, gerak dan drama
• Gunakan manipulasi dalam ilmu alam, matematika
• Lakukan perubahan tata kelas
• Padukan gerak dengan semua mata pelajaran
• Gunakan model, mesin, lego, kerajinan tangan
• Lakukan perjalanan lapangan
• Lakukan permainan kelas
• Bertepuk, ketukan kaki, loncat, dsb

5. Kecerdasan Musical/Ritmik

Bentuk kecerdasan ini mendengarkan pola musik dan ritmik secara natural dan kemudian dapat memproduksinya. Bentuk kecerdasan ini sangat menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas unutk mengubah kesadaran kita, menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak. Tokoh-tokoh yang terkenal antara lain : Stevie Wonder, Melly Goeslow, Titik Puspa, Rhoma Irama.

Lazim Dijumpai Pada
• Pemain drama
• Penggubah lagu
• Konduktor
• Penikmat musik
• Penata rekaman
• Pembuat instrumen musik
• Penyelaras piano
• Budaya tradisional (tanpa bahasa tulis)

Ciri Yang Menonjol
• Sensitif terhadap nada, irama dan wahana musik
• Sensitif terhadap kekuatan musik
• Sensitif terhadap susunan musik rumit
• Bisa jadi amat spiritual
• Menyukai bunyi-bunyi dari alam
• Menikmati mendengarkan musik

Cara Mudah Dalam Belajar
• Bermain alat musik
• Belajar lewat lagu
• Gunakan konser aktif dan pasif
• Iringi dengan musik
• Bergabung dengan paduan suara
• Menulis musik
• Padukan musik dengan bidang lain
• Ubah suasana hati dengan music
• Mengarang musik di komputer

6. Kecerdasan Interpersonal atau sosial

Bentuk kecerdasan ini wajib bagi tugas-tugas ditempat kerja seperti negosiasi dan menyediakan umpan balik atau evaluasi. Berkaitan dengan pelajaran PPKn, sosiologi. Tokoh-tokoh yang terkenal antara lain : Abraham Lincoln dan Mahatma Gadhi.

Lazim Dijumpai Pada
• Politisi
• Guru
• Pemimpin religius
• Penasehat
• Psikolog
• Penjual
• Manajer
• Relasi publik
• Orang yang senang bergaul

Ciri Yang Menonjol
• Kemampuan negosiasi tinggi
• Mahir berhubungan dengan orang lain
• Tertarik pada pikiran dan perasaan orang lain
• Peka terhadap reaksi dan suasanan hati orang lain
• Menikmati berada di tengah banyak orang dan kegiatan bersama
• Punya banyak teman
• Mampu berkomunikasi dengan baik
• Suka menengahi pertengkaran
• Suka bekerja sama
• “Membaca” situasi sosial dengan baik
• Terlibat aktif dalam kegiatan masyarakat

Cara Mudah Dalam Belajar
• Belajar bersama
• Beri kesempatan untuk sosialisasi
• Kegiatan “sharing” (berbagi)
• Gunakan ketrampilan berhubungan dan komunikasi
• Permainan percakapan
• Adakan pesta dan perayaan belajar
• Permainan “cari jawaban” dari orang lain
• Kerja kelompok
• Ajari orang lain
• Gunakan sebab akibat

7. Kecerdasan Intrapersonal

Bentuk kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kita sering menamai kecerdasan ini dengan kebijaksanaan. Tokoh-tokoh yang terkenal antara lain : K.H. Muhammad Dahlan, K.H. Hasyim Asyari.

Lazim Dijumpai Pada
• Novelis
• Penasihat
• Orang tua bijak
• Filosof
• Guru
• Mistikus
• Orang dengan kesadaran diri dalam

Ciri Yang Menonjol
• Sadar diri (kekuatan dan kelemahan)
• Paham betul akan perasaan diri
• Sensitif terhadap nilai diri
• Sensitif terhadap tujuan hidup
• Memiliki kemampuan intuitif
• Memiliki motivasi diri (instrinsik)
• Suka menyendiri, senang bekerja terpisah dari orang lain
• Ingin berbeda dari orang kebanyakan
• Senang merenungkan dan mengambil kesimpulan dari masa lalu pribadi
• Menghargai privasi dan ketenangan
• Kecakapan inti dari kecerdasan ini adalah kemampuan mengakses sisi batiniah diri

Cara Mudah Dalam Belajar
• Lakukan pembicaraan “dari hati ke hati”
• Lakukan pengembangan diri untuk mendobrak rintangan belajar
• Lakukan tanya jawab
• Beri waktu untuk refleksi
• Studi mandiri
• Dengarkan intuisi anda
• Diskusikan, refleksikan atau tulis apa yang dialami dan dirasakan
• Buat catatan harian atau jurnal
• Kontrol proses belajar diri sendiri 

8. Kecerdasan Naturalis

Bentuk kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan mencintai lingkungan hidup.

Lazim Dijumpai Pada
• Petani
• Aktifis Green Peace
• Ahli botani dan biologi
• Ahli lingkungan hidup

Ciri Yang Menonjol
• Mampu mengenali unsur alami
• Ingin hidup selaras dengan alam
• Punya segudang ide untuk konservasi alam
• Merasa dekat dengan alam
• Mampu ‘dekat’ dengan hewan
• Sensitif dengan tanda-tanda alam
• Peka terhadap ciri-ciri gejala alam
• Aktif dalam kegiatan menjaga lingkungan

Cara Mudah Dalam Belajar
• Belajar di udara terbuka
• Langsung menggunakan materi alam
• Hadirkan harmonisasi dengan unsur alam
.
Howard Gardner, seorang psikolog terkemuka dari Harvard University, menemukan bahwa sebenarnya manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan. Howard menyebutnya sebagai kecerdasan majemuk atau multiple intelligence.
Mula-mula Howard menemukan tujuh kecerdasan, namun dalam perkembangan selanjutnya, ia berhasil menemukan satu kecerdasan lagi. Sehingga sampai hari ini diperkirakan setiap manusia memiliki delapan jenis kecerdasan.
Kedelapan jenis kecerdasan itu adalah:
  1. Kecerdasan Linguistik (word smart)
  2. Kecerdasan Spasial (picture smart)
  3. Kecerdasan Matematis (logic smart)
  4. Kecerdasan Kinestetis (body smart)
  5. Kecerdasan Musik (music smart)
  6. Kecerdasan Interpersonal (people smart)
  7. Kecerdasan Intrapersonal (self smart)
  8. Kecerdasan Naturalis (nature smart)
Setiap manusia memiliki semua jenis kecerdasan itu, namun hanya ada beberapa yang dominan atau menonjol dalam diri seseorang. Kita sering kali menganggap bahwa orang yang memiliki kecerdasan matematis (logic smart) sebagai orang yang pintar. Namun, survei membuktikan bahwa mereka yang dulunya terkenal nakal dan bandel di kelas, justru pada saat bekerja bisa sukses dan menjadi pemimpin atas orang-orang yang dikenal rajin dan pandai di kelas. Mengapa bisa demikian?

Mereka yang nakal dan bandel itu bukanlah bodoh, tetapi mereka memang tidak menonjol dalam kecerdasan matematis dan mungkin menonjol dalam jenis kecerdasan yang lain. Kita perlu mengetahui kecerdasan dominan kita, sehingga kita dapat lebih mengembangkannya. Artikel-artikel selanjutnya akan membahas tentang delapan jenis kecerdasan tersebut.

Kecerdasan Finansial

Kecerdasan finansial (FQ = Financial Quotient) baru muncul dalam kurun waktu terakhir ini saja. Apakah FQ itu? Bagaimana mengukur kecerdasan finansial orang? Atau, adakah orang yang tidak memiliki kecerdasan finansial?

FQ ditujukan kepada bagaimana kita (individu atau kelompok) mencari, menggunakan, dan mengembangkan ‘harta benda’. Harta benda ini bersumber dari keberadaan UANG sebagai alat tukarnya. Makin banyak jumlah uang yang dapat diperoleh makin tinggi kecerdasan finansialnya. Seseorang yang mampun mendapatkan uang 300 ribu per bulan tentu kalah cerdas secara finansial dibandingkan dengan orang lain yang mampu memperoleh uang 3 juta per bulannya. Orang yang mampu mendapatkan 3 juta juga masih kalah dengan orang lain yang memapu mendapatkan uang 300 juta, demikian seterusnya. Banyak kita temukan di masyarakat orang-orang yang tidak cerdas secara finansial yang ditunjukkan dengan kemiskinan di setiap pelosok kota atau desa.

Mungkinkah ada orang yang tidak memiliki kecerdasan finansial? Rasanya tidak ada! Hanya tingkat kecerdasan finansialnya yang tidak tinggi. Cerdas finansial tidak harus dari hasil kerja mandiri (sebagai entrepreneur), namun bisa juga dari hasil bekerja secara profesional dengan pihak lain (sebagai intrapreneur). Karyawan dengan gaji 3 juta per bulan dianggap sepadan dengan kecerdasan dan kontribusi dia kepada perusahaan, demikian juga karyawan lain yang hanya mendapat 600 ribu per bulan pun sepadan dengan kontribusinya juga. Seorang entrepreneur yang mampu menghasilkan omset penjualan 300 juta per bulan pastilah sepadan dengan kecerdasan finansial yang dimilikinya, begitu juga dengan entrepreneur lain yang hanya mampu mencapai omset 10 juta per bulan. Kunci utama untuk menjadi cerdas secara finansial adalah kepada bagaimana pola keseimbangan antara begaimana mendapatkan (inflow) dan menggunakan (outflow).

Formula umum yang sering digunakan adalah 10:10:80. Bagian pertama (10%) adalah prosentase yang dialokasikan untuk tabungan akhirat dengan cara memberi sedekah, sumbangan ke panti asuhan, masjid dan sebagainya dengan harapan bisa mendapat balasan yang lebih besar dari Yang Maha Kuasa. Bagian kedua (10%) dialokasikan untuk investasi dunia dengan cara terus menanamkan modal guna pengembangan usaha berikutnya (bisa dengan tabungan di bank, pembelian saham, atau bentuk investasi lainnya yang sehat dan wajar). Sedangkan, bagian ketiga (80%) digunakan untuk aktivitas itu sendiri, baik sebagai biaya operasional, pemeliharaan, dan kegiatan lainnya.

Formulasi ini dianggap yang paling minimal untuk tetap menjadi cerdas secara finansial. Bagaimana prakteknya? Cobalah untuk mengalokasikan dana yang diperoleh untuk kegiatan tersebut di atas, buka untuk hal-hal yang tidak berguna.

Siapkan 10% untuk ditabungkan demi akhirat anda, sedekah yang diberikan sungguh akan kembali dalam bentuk tambahan rejeki yang berlimpah untuk kita, bagian jariah yang diberikan untuk masjid akan kembali kepada kita juga, dan seterusnya.

Siapkan yang 10% lagi untuk investasi dunia, perluasan bisnis, ekspansi dan eksplorasi ladang bisnis yang lebih menantang atau prospektif, semuanya akan kembali dlam bentuk yang berlipat ganda jumlahnya.
Sisanya yang 80% digunakan untuk keseharian yang tidak mubazir, tidak berguna atau bahkan foya-foya. Semua digunakan untuk kegiatan positif yang dapat lebih memperkaya intelektual, spiritual, dan emosional kita.

Perkataan Lembut

Perkataan yang Lembut (Qawlun Maysur) وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِنْ رَبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُلْ لَهُمْ قَوْلًا مَيْسُ...