Pengunjung Budiman, selamat datang...

Kajian Belajar, menulis sebatas yang tahu, oleh Amar Lubai

Monday, March 19, 2012

Faktor Sukses


Kalau melihat pengalaman banyak orang dan juga  teori-teori yang ada, ternyata keberadaan bakat, kecerdasan, kepribadian, dan lain-lain itu perananya masih pada tingkat permukaan dari yang kita butuhkan untuk menjadi sosok yang kita inginkan. Karena itu, tidak semua orang yang merasa punya bakat di seni akan menjadi seniman handal. Tidak semua orang yang merasa dirinya ekstrovert itu menjadi network builder yang handal.

Untuk menjadi sosok yang handal seperti yang kita bayangkan itu dibutuhkan, apa yang oleh para pakar kepribadian, disebut dengan “success factors” (faktor sukses yang paling menentukan). Faktor sukses ini, adilnya Tuhan, dimiliki oleh semua orang dan semua orang sudah tahu tentang hal ini. Yang membedakan orang adalah kemampuannya untuk menjalankan. Dari sejarah para nabi, para pemimpin, atau siapa saja yang berprestasi di bidangnya, ada sejumlah faktor sukses yang mutlak dimiliki. Sejumlah faktor sukses itu antara lain:

Pertama, memiliki sasaran yang jelas. Kita mungkin menyebutnya dengan istilah visi, tujuan, objektif, cita-cita, obsesi, atau whatever yang kita mau. Yang jelas, maksud dari sasaran di sini adalah bayangan batin tentang sosok yang kita inginkan dari diri kita sejelas mungkin. Ini misalnya saja anda ingin menjadi penulis, dokter, manajer, direktor, psikolog, dan lain-lain.

Kedua, komitmen yang kuat, kemauan yang keras, dorongan yang kuat, kesungguhan, atau apapun namanya yang maknanya sama. Dimanapun kita menjumpai ada orang yang punya prestasi bagus, mau itu nabi atau orang biasa, pasti memiliki ini. Mau kita punya bakat apapun, kecerdasan apapun, tapi kalau komitmen ini hilang, hilang juga bakat dan kecerdasan kita.

Ketiga, kelayakan untuk dipercaya oleh orang lain. Ini bisa berbentuk ketaatan moral atau skill yang kita miliki. Dimanapun kita menjumpai ada orang yang punya prestasi bagus pasti punya sifat-sifat atau kemampuan yang layak dipercaya oleh orang lain. Orang percaya sama kita itu kalau tidak karena moral ya karena skill.

Keempat, kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Ini mencakup antara lain: kemampuan membuka hubungan baru, kemampuan mempertahankan hubungan yang sudah ada, dan kemampuan mengatasi konflik atau persoalan secara positif. Dimanapun kita menjumpai orang yang berprestasi bagus di bidangnya pasti memiliki ini. Bahkan ada beberapa pengusaha yang saya kenal sampai bisa mempertahankan hubungan sampai ke anak-anaknya.

Kelima, kemampuan untuk terus belajar (learning ability). Belajar di sini maksudnya adalah mengubah prilaku ke arah yang lebih baik berdasarkan praktek sehari-hari. Entah itu melalui buku, melalui pengalaman, melalui teori, melalui orang langsung atau apapun. Stephen Covey menyebutnya dengan istilah mengasah gergaji (sharpening the saw). Dimanapun kita melihat orang yang canggih pasti punya ini. Mereka belajar dari masalah atau belajar dari caranya dalam merealisasikan mimpi-mimpinya.  Semoga bermanfaat.
 

No comments:

Post a Comment

Perkataan Lembut

Perkataan yang Lembut (Qawlun Maysur) وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِنْ رَبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُلْ لَهُمْ قَوْلًا مَيْسُ...