Kalau melihat pengalaman banyak orang dan juga teori-teori yang ada,
ternyata keberadaan bakat, kecerdasan, kepribadian, dan lain-lain itu
perananya masih pada tingkat permukaan dari yang kita butuhkan untuk
menjadi sosok yang kita inginkan. Karena itu, tidak semua orang yang
merasa punya bakat di seni akan menjadi seniman handal. Tidak semua
orang yang merasa dirinya ekstrovert itu menjadi network builder yang handal.
Untuk menjadi sosok yang handal seperti yang kita bayangkan itu
dibutuhkan, apa yang oleh para pakar kepribadian, disebut dengan “success factors”
(faktor sukses yang paling menentukan). Faktor sukses ini, adilnya
Tuhan, dimiliki oleh semua orang dan semua orang sudah tahu tentang hal
ini. Yang membedakan orang adalah kemampuannya untuk menjalankan. Dari
sejarah para nabi, para pemimpin, atau siapa saja yang berprestasi di
bidangnya, ada sejumlah faktor sukses yang mutlak dimiliki. Sejumlah
faktor sukses itu antara lain:
Pertama, memiliki sasaran yang jelas. Kita mungkin menyebutnya dengan istilah visi, tujuan, objektif, cita-cita, obsesi, atau whatever yang
kita mau. Yang jelas, maksud dari sasaran di sini adalah bayangan batin
tentang sosok yang kita inginkan dari diri kita sejelas mungkin. Ini
misalnya saja anda ingin menjadi penulis, dokter, manajer, direktor,
psikolog, dan lain-lain.
Kedua, komitmen yang kuat, kemauan yang keras,
dorongan yang kuat, kesungguhan, atau apapun namanya yang maknanya sama.
Dimanapun kita menjumpai ada orang yang punya prestasi bagus, mau itu
nabi atau orang biasa, pasti memiliki ini. Mau kita punya bakat apapun,
kecerdasan apapun, tapi kalau komitmen ini hilang, hilang juga bakat dan
kecerdasan kita.
Ketiga, kelayakan untuk dipercaya oleh orang lain.
Ini bisa berbentuk ketaatan moral atau skill yang kita miliki. Dimanapun
kita menjumpai ada orang yang punya prestasi bagus pasti punya
sifat-sifat atau kemampuan yang layak dipercaya oleh orang lain. Orang
percaya sama kita itu kalau tidak karena moral ya karena skill.
Keempat, kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Ini mencakup antara lain: kemampuan membuka hubungan baru, kemampuan
mempertahankan hubungan yang sudah ada, dan kemampuan mengatasi konflik
atau persoalan secara positif. Dimanapun kita menjumpai orang yang
berprestasi bagus di bidangnya pasti memiliki ini. Bahkan ada beberapa
pengusaha yang saya kenal sampai bisa mempertahankan hubungan sampai ke
anak-anaknya.
Kelima, kemampuan untuk terus belajar (learning ability).
Belajar di sini maksudnya adalah mengubah prilaku ke arah yang lebih
baik berdasarkan praktek sehari-hari. Entah itu melalui buku, melalui
pengalaman, melalui teori, melalui orang langsung atau apapun. Stephen
Covey menyebutnya dengan istilah mengasah gergaji (sharpening the saw).
Dimanapun kita melihat orang yang canggih pasti punya ini. Mereka
belajar dari masalah atau belajar dari caranya dalam merealisasikan
mimpi-mimpinya. Semoga bermanfaat.
Sumber : Ekosmax.wordpress.com
No comments:
Post a Comment