Kecerdasan interpersonal adalah
kemampuan individu dalam menjalin relasi dengan orang lain. Individu
yang cerdas secara interpersonal memiliki kemampuan untuk
mempersepsikan dan menangkap perbedaan-perbedaan mood, tujuan,
motivasi, dan perasaan-perasaan orang lain. Termasuk dalam hal ini
adalah kemampuan untuk membedakan berbagai tanda interpersonal.
Kecerdasan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi,
motivasi, watak dan temperamen orang lain.
Kecerdasan Interpersonal (bisa juga dikatakan sebagai kecerdasan
social), diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam
menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya
sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menang-menang atau
menguntungkan. Individu yang cerdas secara interpersonal mampu untuk
mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, suasana hati, intense (maksud
dan keinginan), motivasi, watak, temperament orang lain, dan
menanggapinya secara layak. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat
dari orang lain juga masuk dalam inteligensi ini. Kecerdasan
interpersonal merujuk pada spectrum yang merentang dari secara instan
merasa keadaan batiniah orang lain sampai memahami perasaan dan
pikirannya.
Individu cerdas secara interpersonal tergolong sabar dalam
mendengarkan komunikasi dari lawan bicaranya, meskipun kadang ia tak
mengerti topik pembicaraannya. Reaksinya menunjukkan bahwa ia ingin
menghargai lawan bicaranya. Individu tergolong orang yang tak menyukai
konflik terbuka dengan orang lain. Ia banyak mengalah dan lebih
mengutamakan untuk menjaga harmoni dalam berhubungan. Kadang ia tak enak
hati (jawa=sungkan) untuk berterus terang atas keperluannya, sehingga
ia menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan nya.
Ada individu yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi
tetapi gejala perilakunya nampak kurang pandai menjalin relasi.
Sesungguhnya individu ini memiliki karakter lambat panas terhadap orang
yang baru dikenalnya. Individu cenderung menyampaikan sesuatu yang ada
disekitar untuk membuka pembicaraan. “hujan terus dalam minggu ini”
pernyataan pembuka komunikasi ini disampaikan ketika sedang hujan pada
hari itu.
Dimensi :
Kecerdasan Interpersonal ini mempunyai tiga dimensi utama, yaitu a)
social sensitivity, b) social insight, dan c) social communication
(Anderson, 1999). Perlu di ingat bahwa ketiga dimensi tersebut merupakan
satu kesatuan yang utuh dan ketiganya saling mengisi satu sama
lainnya. Kecerdasan interpersonal ini merupakan kecerdasan yang lebih
bersifat cristalized menurut konsep yang dikemukakan oleh Cattel
(Azwar, 1973). Berikut ini tiga dimensi kecerdasan interpersonal :
- Social sensitivity (sensitivitas sosial). Kemampuan untuk mampu merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkannya baik secara verbal maupun non verbal. Anak yang memiliki sensivitas yang tinggi akan mudah memahami dan menyadari adanya reaksi-reaksi tertentu dari orang lain, entah reaksi tersebut positif ataupun negatif.
- Social insight. Kemampuan seseorang untuk memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektiff dalam satu interaksi sosial, sehingga masalah-masalah tersebut tidak menghambat apalagi menghancurkan relasi sosial yang telah di bangun. Di dalamnya juga terdapat kemampuan dalam memahami situasi sosial dan etika sosial sehingga anak mampu menyesuaikan dirinya dengan situasi tersebut. Fondasi dasar dari social insight ini adalah berkembangnya kesadaran diri anak secara baik. Kesadaran diri yang berkembang ini akan membuat anak mampu memahami keadaan dirinya baik keadaan internal maupun eksternal seperti menyadari emosi-emosinya yang sedang muncul, atau menyadari penampilan cara berpakaiannya sendiri, cara berbicaranya dan intonasi suaranya.
- Social communication. Penguasaan keterampilan komunikasi sosial merupakan kemampuan individu untuk menggunakan proses komunikasi dalam menjalin dan membangun hubungan interpersonal yang sehat. Dalam proses menciptakan, membangun dan mempertahankan relasi sosial, maka seseorang membutuhkan sarananya. Tentu saja sarana yang digunakan adalah melalui proses komunikasi, yang mencakup baik komunikasi verbal, non verbal maupun komunikasi melalui penampilan fisik. Keterampilan komunikasi yang yang harus dikuasai adalah keterampilan mendengarkan afektif, keterampilan berbicara efektif, keterampilan public speaking dan keterampilan menulis secara efektif (Anderson, 1999).
Identifikasi :
- Biasanya mempunyai kemampuan yang baik dalam mengetahui dan memahami orang lain/temannya baik dalam minat, keinginan atau motivasinya.
- Biasanya bersikap ekstrovert dan bisa bersifat kharismatik karena dapat meyakinkan orang lain serta cukup diplomatis.
- Menyukai perdamaian, keharmonisan, kerjasama dan tidak menyukai konfrontasi.
- Kemampuan dalam memandang/menilai sesuatu dengan kacamata orang lain.
- Mampu berempati dengan orang lain dan mengetahui perasaan orang lain, maksudnya serta motivasinya.
- Mampu mengorganisasi sesuatu hal dengan baik, walau kadang-kadang ada kemampuan untuk memanipulasi.
- Mampu memakai bahasa verbal dan non verbal untuk membuka pintu komunikasi dengan pihak lain.
- Mampu mengembangkan dan menciptakan relasi sosial baru secara efektif
- Mampu berempati dengan orang lain atau memahami orang lain secara total.
- Mampu mempertahankan relasi sosialnya secara efektif sehingga tidak musnah dimakan waktu dan senantiasa berkembang semakin intim/mendalam/penuh makna.
- Mampu menyadari komunikasi verbal maupun non verbal yang dimunculkan orang lain, atau dengan kata lain sensitive terhadap perubahan sosial dan tuntutan-tuntutannya.
- Mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan win-win solution serta yang paling penting adalah mencegah munculnya masalah dalam relasi sosialnya
- Memiliki keterampilan komunikasi yang mencakup keterampilan mendengarkan efektif, berbicara efektif dan menulis secara efektif. Termasuk di dalamnya mampu menampilkan penampilan fisik yang sesuai dengan tuntutan lingkungan sosialnya.
- Pandai menunjukkan empati pada orang lain.
- Memiliki banyak teman.
- Dikagumi oleh teman-temannya.
- Dapat berteman dengan baik dengan orang-orang sebaya ataupun orang dewasa.
- Mampu bekerjasama dengan orang lain.
- Peka terhadap perasaan orang lain
Cara mengasah :
- Berikan selalu reward atas keberhasilan siswa dalam pencapaian suatu tahap tertentu.
- Angkatlah ia sebagai juru bicara bagi teman-temannya.
- Tunjuklah ia sebagai tempat curhat bagi teman-temannya.
- Selalu ikutkan dalam setiap kompetisi dan lomba berpidato.
- Bila memungkinkan seminggu sekali tampilkan siswa berpidato tentang apa saja di depan kelasnya.
- Mendorong anak untuk berani bertemu dengan orang lain, sebagai contoh, biarkan anak melakukan pembayaran di supermarket.
- Mendorong anak untuk mengunjungi teman-teman dan menciptakan kesempatan untuk berinteraksi dengan mereka.
- Mendorong anak untuk melakukan pengamatan terhadap bahasa tubuh dan ekspresi orang lain serta mendiskusikan tentang apa yang diamati dan makna dari bahasa tubuh tersebut sehingga ia menjadi peka terhadap perasaan dan emosi orang lain.
- Melakukan diskusi tentang karakter para pemain film setelah menonton film atau membaca buku.
- Mencari tokoh idola dan mengidentifikasikan mengapa anak menjadi individu menjadi idolanya.
No comments:
Post a Comment