Pengunjung Budiman, selamat datang...

Kajian Belajar, menulis sebatas yang tahu, oleh Amar Lubai

Sunday, April 17, 2011

Lafal Azh Zhahir


Lafal Azh Zhahir mempunyai arti bahwa Allah, adalah Dzat  Yang Zhahir(nyata) keberadaan-Nya bagi akal yang sehat dengan tanda-tanda petunjuk berupa langit, bumi, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain.
Ibnu ‘Atha’illah berkata: “Bahwasanya Allah menampakkan segala sesuatu karena Dia Bathin, dan merahasiakan wujud segala sesuatu karena Dia Zhahir.”  Dalam menguraikan perkataan Ibnu ‘Atha’illah tersebut, penafsir mengatakan: “Allah menampakkan segala sesuatu karena Dia Bathin, karena tuntutan ism-Nya tidak mau disekutui dalam sifat batinnya itu oleh sesuatu pun. Karena itulah Dia menampakkan segala sesuatu, yakni menjadikannya nyata dan tidak ada yang batin di dalamnya kecuali Dia. Dan Dia merahasiakan keberadaan segala sesuatu karena Dia Zhahir,  yakni Dia tidak menjadikan bagi selain-Nya suatu Wujud dari zatnya, namun seluruhnya berbentuk ketiadaan semata, dan tidak ada wujud baginya kecuali dari wujud-Nya.”
Sayyid Muhyiddin berkata: “Ketahuilah, bahwa tajalli-Nya Allah SWT dengan asma mempunyai tiga tingkatan.
  1. Tajalli bagi alam dengan ism-Nya Azh-Zhahir, sehingga tidak ada sesuatu pun dari alam yang tersembunyi dari perintah Allah SWT; dan ini khusus di hari kiamat.
  2. Ber-tajalli bagi alam dengan ism- Nya Al Bathin, sehingga hati (bukan mata) yang menyaksikan-Nya. Karena inilah manusia di dalam fitrahnya mendapatkan sandaran pada-Nya dan kemampuan dengan-Nya tanpa melihat dalam dalil, dan mengembalikan segala urusannya kepada-Nya.
  3. Bber-tajalli dengan ism-Nya Azh Zhahir dan Al Bathin, dan ini khusus bagi para nabi dan pewaris mereka saja.
Azh-Zhahir dan Al-Bathin termasuk juga ke dalam mudhafat, sebab zhahir itu menjadi zhahir pula bagi sesuatu dan menjadi bathin bagi sesuatu yang lain; tidak pernah menjadi zhahir atau bathin saja dari satu segi, tetapi menjadi zhahir dengan dikaitkan pada pemahaman dan bathin dari segi lain. Dan Allah SWT itu Zhahir jika dituntut dari akal dengan jalan istidlal, dan Bathin jika dituntut dari pemahaman indera dan angan-angan khayal. Jika Anda katakan: “Adapun keadaan-Nya yang Bathin dengan dikaitkan pada pemahaman indera, maka maknanya nyata, namun keadaan-Nya yang Zhahir bagi akal itu adalah samar (kurang jelas), sebab yang zhahir itu ialah apa-apa yang manusia tidak berbeda dalam pemahamannya dan tidak berselisih di dalamnya.
Maka ketahuilah, bahwasanya Dia itu tersembunyi dengan penampakan-Nya, disebabkan oleh sangat nyata penampakan-Nya tersebut. Penampakan-Nya itu menjadi sebab penyembunyian-Nya. Dan cahaya-Nya itu ialah hijab (tirai) cahaya-Nya. Semua yang melewati batas-Nya berbalik menjadi lawannya. Mungkin Anda heran dengan penjelasan ini, dan merasa sulit memahaminya kecuali dengan disertai contoh. Maka saya katakan, seandainya Anda melihat suatu tulisan yang ditulis oleh seorang penulis ulung, tentu Anda akan menjadikannya bukti tentang kepandaian si penulis itu, dan bahwa ia adalah seorang yang mampu, melihat dan mendengar. Dan akan merasa yakin akan adanya sifat-sifat tersebut walaupun tidak diperlihatkan kecuali dengan satu tulisan tadi. Nah, sebagaimana Anda saksikan, kalimat itu sebagai suatu kesaksian yang pasti akan kepandaian penulisnya, maka demikian pula halnya dengan Allah SWT. Tidak ada satu benda sekecil apa pun yang ada di langit, di bumi, planet, matahari, bulan, binatang, tumbuh-tumbuhan dan sifat-sifat yang disifatkan, melainkan menjadi saksi atas dirinya akan kebutuhannya kepada yang mengatur, menakdirkan, dan mengkhususkan sifat-sifatnya. Bahkan tidaklah seseorang memperhatikan semua anggota tubuhnya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, bahkan kepada sifat-sifat dirinya, kecuali akan nyatalah baginya bahwa memang ada Penciptanya, Penguasanya, dan Pengaturnya.
Imam Al-Ghazali: melanjutkan: “Kalau segala sesuaatu itu berbeda-beda kesaksiannya, sebagian menyaksikan dan sebagian lagi tidak menyaksikan, maka tentu keyakinan itu akan berhasil bagi semuanya. Tetapi karena banyaknya kesaksian itu sehingga ,semuanya sepakat, maka menjadilah ia tersembunyi, dan samar-samar, karena sangat nyatanya.”
Berakhlak dengan kedua ism ini adalah dengan merahasiakan amal Anda sehingga tak tampak dari pandangan orang lain, dan menampakkan keistimewaan-keistimewaan Anda bagi orang-orang yang mencintai Allah, sehinggga Anda menjadi nyata di hadapan mereka.
Khasiatnya
Khasiat ism Azh-Zhahir adalah untuk menampakkan cahaya wilayah di dalam hati orang yang berzikir dengannya, jika ia berzikir dengannya di waktu matahari terbit.
sumber –> http://blog.muslim-indonesia.com

No comments:

Post a Comment

Perkataan Lembut

Perkataan yang Lembut (Qawlun Maysur) وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِنْ رَبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُلْ لَهُمْ قَوْلًا مَيْسُ...