Ar-Rahman dan Ar-Rahim, keduanya berasal dari kata rahima. Ar-Rahman menghendaki adanya sesuatu yang dikasihani, dan tidaklah sesuatu itu dikasihi kecuali dia membutuhkan. Rahmat yang sempurna ialah memberikan kebaikan kepada semua hamba tanpa pandang bulu, baik yang berhak menerimanya maupun tidak. Kesimpulannya adalah, bahwa rahmat Allah itu bersifat menyeluruh, dunia dan akhirat.
‘Abdullah bin Mubarak berkata: “Ar-Rahman itu ialah jika diminta Dia memberi; dan Ar-Rahim itu ialah jika tidak diminta Ia murka.” Sedangkan As-Suda berkata: “Ar-Rahman itu melenyapkan kesulitan, dan Ar-Rahim itu mengampuni dosa.” Dikatakan bahwa Ar-Rahman itu ialah Dzat Yang Berbuat Baik (Al-Muhsin) atau Dzat Yang Menghendaki kebaikan, yakni rahmat yang merupakan kebajikan dan kebaikan.”
Bey Aripin didalam buku Samudera Al Fatihah, menuliskan bahwa Ar Rahmaan didalam Kitab Suci Al Qur’an ada kira-kira 800 kali. Ar Rahmaan mengandung arti arti bahwa Allah adalah Dzat yang memberikan rahmat kepada seluruh makhlukNya dengan tidak pilih kasih, dengan tidak memperbedakan antara makhluk berakal atau tidak, antara makhlukNya manusia yang baik atau yang jahat, yang beriman atau yang kafir.
Faedahnya
Ism Ar-Rahman itu lebih khusus dari pada Ar-Rahim. Karena itu ia tidak dinisbatkan kepada selain Allah SWT. Sedangkan Ar-Rahim kadang-kadang diberikan kepada selain Allah. Dari segi ini ia lebih dekat kepada lafal Jalalah (Allah). Karena itulah Allah menghimpunkan keduanya dalam firman-Nya yang artinya:
Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai nama-nama yang terbaik … ” (QS. Al Isra’: 10)
Rahmat yang dipahami dari kata Ar-Rahman itu sangat sulit sekali dijangkau oleh kemampuan manusia, sebab Ar-Rahman adalah: Pertama, kasih sayang terhadap hamba dalam bentuk eksistensi. Kedua, petunjuk kepada iman dan menjadikannya sebagai kebahagiaan di akhirat. Ketiga, pemberian nikmat dengan memandang Wajah-Nya yang mulia pada hari akhirat kelak.
Dalam menerapkan maksud dari ism Ar-Rahman ini, hendaklah seseorang mengasihi hamba-hamba Allah yang lalai dengan jalan memalingkan mereka dari jalan kelalaian itu kepada jalan Allah dengan nasihat dan wejangan, serta membantu kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi sesuai dengan kemampuannya. Dan hendaklah ia menganggap perbuatan maksiat yang dilakukan orang itu juga sebagai perbuatannya sendiri, dan dengan sekuat tenaga ia berusaha menghilangkannya, karena kasihan terhadap orang yang berbuat maksiat tersebut.
Khasiatnya
Ism Ar-Rahman dapat melenyapkan segala sesuatu yang tak disukai oleh orang yang berdzikir dengannya. Barangsiapa membacanya seratus kali tiap-tiap selesai mengerjakan shalat fardhu, maka dengan izin Allah, akan hilanglah sifat lalai dan lupa dari dalam dirinya.
Sumber –> http://blog.muslim-indonesia.com
No comments:
Post a Comment